Pendidikan
Home » Kabar » Menteri Agama RI Luncurkan Kurikulum Berbasis Cinta.

Menteri Agama RI Luncurkan Kurikulum Berbasis Cinta.

Menteri Agama RI | Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA
Menteri Agama RI | Prof. Dr. KH Nasaruddin Umar, MA

Mediasindo.com – Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, M.A., Secara resmi luncurkan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) di Asrama Haji Sudiang Makassar Sulawesi Selatan pada Kamis Malam, (24/07/2025).

Pada kegiatan tersebut juga dihadiri Dirjen Pendis Kemenag RI, Prof. Amin Suyitno, dan pejabat lainnya di lingkungan  Kemenag RI, serta undangan lainnya. Juga diikuti secara daring oleh jamaah “zoomiyah” di seluruh Nusantara.  

Bagi generasi milenial dan Gen Z yang akrab dengan isu kesehatan mental, perundungan (bullying), dan krisis empati, kisah asmara memasukkan “cinta” ke dalam kurikulum mungkin terdengar aneh.

Namun, inisiatif yang digulirkan oleh Kementerian Agama ini bukanlah tentang pelajaran tambahan soal asmara, melainkan sebuah upaya fundamental untuk mengembalikan ruh kemanusiaan ke dalam ruang-ruang belajar.

Lalu, apa sebenarnya KBC dan mengapa ini dianggap sebagai kebutuhan mendesak bagi Pendidikan Indonesia saat ini?

Dinamika Pendidikan Jam Masuk Sekolah, Gubernur Jabar 6.30, Walikota Bekasi 07.00 !

Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Pendidikan Islam Nomor 10 Tahun 2025, KBC adalah sebuah “ruh” atau spirit yang dirancang untuk meresap ke dalam seluruh aspek pendidikan.

Tujuannya adalah untuk membentuk ekosistem pendidikan yang lebih humanis, inklusif, dan transformatif.

Kemenag tidak sedang membuat buku paket baru, melainkan mendorong perubahan mindset dan atmosfer di sekolah.

Rektor Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU), Prof. Nurhayati, menegaskan bahwa gagasan ini bukanlah sekadar wacana.

Baginya, KBC adalah jawaban atas sistem pendidikan nasional yang “cenderung kehilangan sentuhan kemanusiaan.”

Jawa Barat Penyumbang Anak Putus Sekolah Terbayak dan Upaya Perluas Akses Pendidikan.

Jadi, Apa Itu Kurikulum Berbasis Cinta ?

Dikutip dari Berita Kaltim, Media Prokopim ( Protokol dan Komunikasi Pimpinan ) Sekretariat Daerah Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur, KBC hakikatnya Kurikulum yang berbasis dan dilandasi dengan nilai cinta kasih dan sayang, yang dimulai dengan Cinta kepada Allah, kemudian Cinta kepada Makhluknya.

Jika kita sudah mencintai Allah, maka kita akan mencintai makhluknya, mencintai Nabi dan utusan Allah, para ulama, mencintai orang tua, keluarga, tetangga, kawan, dan makhluk Allah lainnya seperti binatang dan pepohonan.

Sejatinya KBC ini tidak hanya berlaku di Lembaga Pendidikan, tapi juga berlaku di dalam semua aspek kehidupan, karena cinta itu sendiri adalah kurikulum kehidupan.

Oleh karena itu KBC tidak hanya milik Madrasah, atau Pesantren, tapi milik semua orang, milik keluarga dan masyarakat secara keseluruhan bahkan milik masyarakat dunia.

KBC tidak hanya diajarakan, tapi juga dihadirkan dengan sikap, ruang dan keteladanan.

Khusus di Madrasah, sebagaimana pesan Direktur KSKK (Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan), Prof. Nyayu Khodijah, KBC akan benar-benar berhasil dilaksanakan jika di madrasah itu dapat mewujudkan tiga indikator yakni ramah lingkungan, ramah anak, dan sejahtera mental dan spiritual.

Semoga KBC tidak sekedar teori dan diajarkan, tapi juga dihadirkan dalam sikap, perbuatan, dan keteladana serta benar-benar menjadi sebuah gerakan perubahan pendidikan di negeri ini menuju generasi emas tahun 2045.

Editor : Budak Angon

× Advertisement
× Advertisement